Pada masa tahun 50an warga Majalengka pada saat hendak
bepergian dari satu daerah ke daerah lain hanya mengandalkan berjalan kaki atau
naik sepeda itu pun bagi mereka yang mampu karena sepeda pada saat itu masih merupakan
barang yang tergolong mewah, sedangkan angkutan umum lainya pada saat itu ada seperti
kereta kuda , gerobak sapi dan beberapa perusahaan otobus seperti PO.Tobros ,
Po Sindangkasih dan tahun 1960 ada PO Guntur, jangan pernah membayangkan perusahaan bus seperti jaman
sekarang dengan armada bus yang banyak dan
bagus apalagi dengan fasilitas AC dan Toilet. Seperti Po Bus Tobros demikian
orangtua saya katakan ketika bercerita. Seperti bahasa sunda “Nobros” atawa
“norobos” atau bus na susuruduk? atau “gancang”? Padahal yang benar “tobros”
itu asal kata dari bahasa Belanda yang mungkin berarti “dua bersaudara”
barangkali ada pembaca yang lebih tahu dalam bahasa Belandanya?.
Perusahaan Bus “Tobros” dengan rute Kuningan kadipaten dimiliki
oleh warga kuningan yang hanya memiliki satu armada bus itupun sudah tua dengan
warna bus dominan kuning dengan polet biru, bus Tobros berangkat dari kuningan
jam 7an sampai Talaga jam 10an sampai kadipaten waktu sore. Bisa dibayangkan
waktu jarak tempuh Kuningan - kadipaten yang begitu lama dengan armada bus
hanya satu, seringkali orangtua penulis
juga yang berasal Talaga sewaktu bersekolah di Majalengka berjalan kaki ketika
akan pulang ke Talaga atau pergi ke Majalengka karena ketinggalan bus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar